Pengertian, Fungsi, dan Jenis Landasan Pendidikan
09.42.00
LANDASAN PENDIDIKAN
Praktek pendidikan diupayakan pendidik dalam rangka memfasilitasi
peserta didik agar mampu mewujudkan diri sesuai kodrat dan martabat
kemanusiaannya. Semua tindakan pendidik diarahkan kepada tujuan agar peserta
didik mampu melaksanakan berbagai peranan sesuai dengan statusnya, berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan di atas tersurat dan
tersirat bahwa pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia, bersifat normatif,
dan k arena itu mesti dapat dipertanggungjawabkan.
Sehubungan dengan hal diatas, praktek pendidikan tidak boleh dilaksanakan
secara sembarang, sebaliknya harus dilaksanakan secara didasari dan terencana.
Artinya, praktek pendidikan harus memiliki suatu landasan yang kokoh, jelas dan
tepat tujuannya, tepat isi kurikulumnya, dan efisien serta efektif cara-cara
pelaksanaannya.Implikasinya, dalam rangka pendidikan mesti terdapat momen
berpikir dan momen bertindak, mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen
praktek pendidikan. Sebelum melaksanakan prakterk pendidikan, diantaranya
mengenai landasan-landasannya. Sebab, landasan pendidikan akan menjadi titik
tolak praktek pendidikan. Landasan pendidikan akan menjadi titik tolak dalam
menetapkan tujuan pendidikan, memilih isi pendidikan, memilih cara-cara
pendidikan. dst. Dengan demikian praktek pendidikan diharapkan menjadi mantap,
sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta betul-betul akan dapat
dipertanggungjawabkan.
A. Pengertian Landasan Pendidikan
Landasan, istilah landasan mengandung arti sebagai alas, dasar atau
tumpuan (kamus besar bahasa Indonesia, 1995:560). Istilah landasan dikenal pula
sebagai fundasi. Mengacu pada pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa
landasan adalah alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu
atau titik tolak dari suatu hal ; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu
hal.
Menurut sifat wujudnya dapat dibedakan dua jenis landasan yaitu :
(1) landasan yang bersifat material, dan
(2) landasan yang bersifat konseptual.
Contoh landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan
pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung. Adapun contoh landasan yang
bersifat konseptual antara lain berupa dasar Negara Republik Indonesia yaitu
Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan, dsb.
Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan,
kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang
dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir (melakukan suatu studi) dan/atau
dalam rangka bertindak. (melakukan suatu praktek).
Landasan pendidikan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landaan
pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka
pendidikan. Sebagaimana telah kita pahami, dalam pendidikan mesti terdapat
momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan.
B. Jenis Landasan Pendidikan
Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan dari
berbagai sumber, dapat bersumber dari agama, filsafat, ilmu dan hukum atau
yuridis. Jenis landasan pendidikan dapat diidentifikasi dan dikelompokan
menjadi :
1)
landasan religious pendidikan,
2)
landasan filosofis pendidikan,
3)
landasan ilmiah pendidikan, dan
4)
landasan hukum/yuridis pendidikan.
Landasan Religius Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama
yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contohnya: Carilah ilmu sejak dari
buaian hingga masuk liang lahat/meninggal dunia.”Menuntut ilmu adalah fardhlu
bagi setiap muslim.” (hadist). Implikasinya, bagi setiap muslim bahwa belajar
atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban.
Landasan filosofis Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat
yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Landasan ilmiah pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin
ilmu tertentu yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Landasan psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah psikologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Contoh.”Setiap individu mengalami perkembangan secara bertahap, dan pada setiap
tahap perkembangannya setiap individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang
harus diselesaikannya.”Implikasinya, pendidikan mesti dilaksanakan secara
bertahap, tujuan dari isi pendidikan mesti disesuaikan dengan tahapan dan tugas
perkembangan individu/peserta didik.
Landasan Sosiologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh.”
Di dalam masyarakat yang menganut stratifikasi social terbuka terdapat peluang
besar untuk terjadinya mobilitas social. Adapun fakta yang memungkinkan
terjadinya mobilitas social itu antara lain bakat dan pendidikan.”Implikasinya,
para orang tua rela berkorban membiayai pendidikan anak-anaknya.
landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh :
perbedaan kebudayaan masyarakat di berbagai daerah (misalnya: system mata
pencaharian, bahasa, kesenian, dsb). mengimplikasikan perlu diberlakukan
kurikulum muatan lokal.
Landasan historis pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang bersumber
dari konsep dan praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang dijadikan titik
tolak perkembangan pendidikan masa kini dan masa datang. Contoh ‘Semboyan “tut
wuru handayani”. sebagai salah satu peranan yang harus dilaksanakan oleh para
pendidik, dan dijadikan semboyan pada logi Depdiknas, adalah semboyan dari Ki
Hadjar Dewantara (Pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1992
di Yogyakarta) yang disetujui hingga masa kini dan untuk masa datang karena
dinilai berharga.
Landasan Hukum/Yuridis Pendidikan, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundanganan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Contoh. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dsb.
Landasan deskriptif pendidikan adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia
sebagai sasaran pendidikan apa adanya (Dasein) yang dijadikan titik tolak dalam
rangka pendidikan. Landasan deskriptif pendidikan umumnya bersumber dari hasil
riset ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu, sebab itu landasan pendidikan
deskriptif disebut juga sebagai landasan ilmiah atau landasan pendidikan
factual pendidikan. Landasan deskriptif pendidikan antara lain meliputi ;
landasan psikologis pendidikan, landasan sosiologi pendidikan, landasan
antropologi pendidikan, dsb.
C. Fungsi Landasan Pendidikan
Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh,
maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan
isi kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang dipilihnya,
dst. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan
konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek
pendidikan diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
0 komentar