Macam-macam Mobilitas Penduduk
00.54.00
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk
vertikal dan mobilitas penduduk horinzontal. Mobilitas penduduk vertikal sering
disebut dengan perubahan status, atau perpindahan dari cara-cara hidup
tradisional ke cara-cara hidup yang lebih modern. Dan salah satu contohnya
adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang mula-mula bekerja dalam sektor
pertanian sekarang bekerja dalam sektor non pertanian. Mobilitas penduduk
horizontal atau sering pula disebut dengan mobilitas penduduk geografis adalah
gerak (movement) penduduk yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang
lain dalam periode waktu tertentu (Mantra, 1987). Penggunaan batas wilayah dan
waktu untuk indikator mobilitas penduduk horizontal ini mengikuti paradigma
ilmu geografi yang berdasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space and time
concept).
Mobilitas penduduk adalah gerakan atau arus perpindahan
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Peranan mobilitas penduduk terhadap
laju pertumbuhan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain
berbeda-beda.Untuk Indonesia secara keseluruhan tingkat pertumbuhan penduduknya
lebih di pengaruhi oleh tinggi rendahnya sifat fertilitas dan mortalitas,karena
migrasi netto hampir dikatakan nol,tidak banyak orang Indonesia yang pindah
keluar negeri,begitu juga orang luar negeri pindah ke Indonesia.
Mobilitas penduduk di bagi menjadi dua macam yaitu:
1. Mobilitas permanen atau
migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke
wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Secara garis besar
migrasi dapat dibagi menjadi dua,yaitu :
a. Migrasi internasional
yang dapat di bedakan atas migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar
(emigrasi).
b. Imigrasi adalah masuknya penduduk suatu negara ke
negara lain baik untuk maksud berkunjung, bekerja ataupun kepentingan lain
dalam waktu tertentu atau untuk selamanya, seperti datangnya orang Eropa yang
masuk ke Amerika.
c. Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap atau bekerja(penduduk yang
keluar dari suatu negara lain untuk menetap atau bekerja).
Contoh: perginya orang Indonesia (TKI atau TKW) ke timur
tengah untuk bekerja.
d. Migrasi internal yang
disebut juga Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah
ke daerah lain dalam suatu wilayah negara. Contoh:pindahnya penduduk dari jawa
kedaerah daerah di Sumatra, Kalimantan, Irian jaya dsb. Tujuan Transmigrasi:
1. Mengusahakan kekayaan alam
di luar pulau jawa.
2. Supaya terjadi asimilasi
antar suku, sehingga perasaan kesukuan hilang. Dan ini merupakan salah satu
realisasi dari Sumpah Pemuda.
3. Untuk peertahanan keamanan
dan ketahanan nasional.
4. Penyebaran penduduk supaya
merata,sehingga program pembangunan dapat merata ke seluruh pelosok tanah air.
Faktor faktor penghambat dan usaha mengatasi transmigrasi umumnya tradisi dan
adat istiadat, rakyat petani umumnya sangat terikat pada tanah dan kampung
halamannya.Sangat terkenal pepatah jawa yang berbunyi “makan tak makan asal
kumpul”.
Usaha usaha untuk mengatasinya:
- Meningkatkan kelancaran komonikasi antara daerah
asal dan daerah transmigrasi sekurang kurangnya melalui hubungan pos.
- mengadakan persiapan yang intensip bagi calon
transmigran baik fisik maupun mental melalui penerangan pendidikan dan latihan.
- Perlu ditingkatkan koordinasi dan singkronisasi
antara daerah pengirim dan daerah penerima transmigrasi.
2. Mobilitas non permanen atau
mobilitas serkuler
Mobilitas penduduk sirkuler atau mobilitas non permanen
adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain dengan tidak
ada niatan menetap di daerah tujuan. Sebagai contoh, di Indonesia (menurut
batasan sensus penduduk) mobilitas penduduk sirkuler dapat didefinisikan
sebagai gerak penduduk yang melintas batas propinsi menuju ke propinsi lain
dalam jangka waktu kurang enam bulan. Hal ini sesuai dengan paradigma geografis
yang didasarkan atas konsep ruang (space) dan waktu (time). Data mobilitas
penduduk sirkuler sukar didapat. Hal ini disebabkan para pelaku mobilitas sirkuler
tidak memberitahu kepergian mereka kepada kantor desa di daerah asal, begitu
juga dengan kedatangan mereka di daerah tujuan. Meskipun deminian, dengan
segala keterbatasan data, mobilitas penduduk Indonesia, baik permanent maupun
nonpermanent (sirkuler) diduga frekuensinya akan terus meningkat dan semakin
lama semakin cepat. Menurut Ananta (1995), suatu revolusi mobilitas tampaknya
juga telah terjadi di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh tersedianya prasarana
transport dan komunikasi yang mewadai dan modern.
0 komentar